Thursday, March 5, 2015

Cerpen 3



Mungkinkah? Tapi dimana malaikat itu?

Sinar mentari pagi hangatkan hati, burung bersiul penghibur lara, angin berhembus tenangkan kalbu, malaikat bisakah kau membuat keadaan seperti itu?
************
Aku tidak punya alasan untuk pergi, bahkan ia pun tidak memiliki alasan untuk tetap seperti ini. Diri-Nya bahkan tidak memberitahu siapa pun dengan alasan utama yang ia punya. Aku berharap menemukan kunci dan mendapatkan alasan atas semua ini.
Dan waktu masih berjalan ketika Aku masih terikat disini, bagaimana aku mengerti tentang semua ini?entah bagaimanapun caranya!. Jika aku masih bisa berkendara sepanjang malam, akan aku temukan kedamaian disini?mungkinkah?
Atau mungkin aku harus berlari dan terjun dari atas tebing sana?

Malam. Adakah kisah yang lebih menyakitkan?. Adakah cerita- cerita lain yang lebih perih dan menyedihkan. Mungkinkah Ada segores harapan kecil dalam kenistanaan. Bagaimana dengan keberadaan  doa-doa  suci dalam dosa-dosa malam?.
Malam. Terpaksa aku mengenal dunia kelam. Larut dalam impian, menyulam permohonan pada sang Tuhan. Sebuah permohonan yang akan membuat-Nya tertawa, mengangguk, menggeleng, dan menghela napas. Sebuah permohonan yang menjadikanku, lemah. Dimata semesta.
Malam. Meski cahaya gelap aku melihatnya seumpama siang. Walau udara dingin aku merasakannya seolah hangat. Ketika semua manusia terlelap dalam buaian mimpi, aku harus terjaga.
Malam. Bagiku suasana malam penyelamat jiwa-jiwa yang sekarat, sebuah kisah antara iblis dan malaikat. Berkelebat menyusup kedalam hati untuk saling berlomba membisikkan dan mengajak untuk menderita atau hilang selamanya.
Bagaimana denganmu?HAH?!
Peduli apa?!
Malam. Jangan kau tanya lagi kawan, siapa aku tak usah kau percaya. Siapa diriku jangan kau iba. Mengerti isi hatiku jangan kau tertawa. Jangan kau menghina. Jangan kau memuji. Aku tak pantas kau puji. Aku ini manusia kecil. Yang tak pernah tahu arti pengorbanan. Bagiku, menyelamatkan jiwa orang yang aku cintai berpahala besar. Bahkan saking besarnya ganjaran itu, aku merasa dunia ini seolah mengejekku. Hina bukan?
Aku salah. Mataku buta. Hatiku terkunci. Jiwaku mati. Kalau aku tidak keliru. Inilah aku. gadis kecil yang diselimuti dendam. Manusia setengah iblis. Namun malaikat menangis memohon doa untukku. Mana yang benar? Hanya Tuhan yang benar.
Sekali lagi aku berkata. Aku bukan manusia sempurna. Aku bukan perempuan yang tak berdosa. Aku ini seperti manusia, namun hatiku tak seperti manusia. Aku sendiri tidak tahu aku siapa.
Bagaimana denganmu?
Peduli apa?!
Belum sempurna matahari terbenam, aku harus sudah melangkah pergi  menuju tempat lain. Kulirik kanan dan kiri jalan. Setelah yakin tak ada iblis itu, akupun masuk ke sebuah perkampungan di ujung kota ini. Menyusuri lorong kumuh dan gelap. berhamburan. Dalam temaram rintik hujan. Aku agak kedinginan. Kutarik pengikat sweaterku. Lumayan hangat.
Langkahku agak gontai. Pikiranku dikerat habis oleh sisa-sisa bayangan perang. wajah seorang yang sangat dekat denganku namun kini ia tidak ada,aku sekarat mengingatnya. Bahkan hanya dia yang kumiliki dimuka bumi ini. Tak ada yang lain. Aku rela masuk kedalam neraka, asal dia bisa hidup dan tersenyum bahagia. Meminta ampun pada Tuhan atas dosa yang selama ini telah aku lama tabung.Tidak masalah kan?. Membunuh Iblis-iblis itu, Hanya demi menyelamatkan nyawanya.Tapi apa yang ku bisa perbuat sekarang?bahkan iya tidak ada disampingku untuk selamanya.
Antara ikhlas dan tak rela, tadi. Setelah meyakinkan ia baik-baik saja, aku merelakannya. Meski air matanya terus menetes. Meski hati kecilnya tidak ingin meninggalkanku  pergi. Tapi naluriku terus berharap. Agar ia cepat kembali.

Malam. Tidakkah malam-malam bisa berlalu lebih cepat. Bagaimana dengan aku disini?tidak bisakah iblis-iblis itu cepat menghilang dan mati?!
Malam demi malam kulalui, tak ada yang bisa kulakukan seelain berdoa, memohon agar ia cepat kembali membawa senyum. Terduduk, berjalan, berlari dan akhirnya berpindah tempat lagi, hanya itu yang bisa kulakukan demi kamu, hanya untuk menunggumu kembali dari perang itu!. Tapi kapan?apakah kau akan benar-benar kembali seperti janjimu?BOHONG!kau tidak kembali,bahkan jika aku menunggumu seratus tahun lagi.

Hanya tanda-tanda asing yang datang. Bagaimana mungkin hanya tubuhmu yang beku dan dingin itu yang kembali. dimana senyum sayangku yang indah itu?dimana tangan hangat yang biasa mengelusku?!tidak ada,kemana itu?tidak bisakah kau bangun dan menjelaskan itu?kenapa kau tertidur dan diam didalam peti itu?!.
Aku menunggumu malaikatku,bagaimana dengan perang ini?iblis-iblis itu belum pergi!kenapa kau yang pergi?!ayo bangun!bagaimana dengan ku?.
Mana maikat itu?kau bilang malaikat akan datang bersamamu kan?tapi mengapa kau datang  sendiri dan dingin seperti ini?dimana malaikat yang akan memberikan kita kebebasan?Apa mungkin malaikat itu ada?tapi dimana?kenapa kau diam,sayang? ayo cepat jawab!
******
tak apa “Aku tetap percaya ada malaikat diantara kita , dikirimkan dari tempat diatas sana , mereka datang untukmu dan untukku di kegelapan waktu , untuk menunjukkan bagaimana caranya hidup , untuk mengajarkan bagaimana caranya memberi , untuk menuntun kita dengan cahaya cinta”



-          END  -

0 comments:

Post a Comment

 

SukaSukaNulis Template by Ipietoon Cute Blog Design